WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada67.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SHOW FULL COLUMNS FROM `wp_options`

WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada69.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SHOW FULL COLUMNS FROM `wp_options`

WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada6a.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SHOW FULL COLUMNS FROM `wp_options`

WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada6b.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SHOW FULL COLUMNS FROM `wp_options`

WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada6c.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SHOW FULL COLUMNS FROM `wp_options`

WordPress database error: [Disk full (/tmp/#sql-temptable-306-cdf7fe-ada6d.MAI); waiting for someone to free some space... (errno: 28 "No space left on device")]
SELECT DISTINCT `key`, `value` FROM `wp_wpforo_logs` WHERE `sessionid` = 'dba9a21eb9ea7c1c0455ee1dfc8abeb92e5ee59af49b2b95135f3d1cc866b8e0' AND `key` IN('neutral','error','success')

My Private Life : Jiwa Otaku dari Kecil | Zonamobile Community

My Private Life : Jiwa Otaku dari Kecil

Pernah nonton drama Korea yang judulnya “Her Private Life?”. Kemarin aku baru aja kelar nonton dan karena tema drama tersebut relate sama pengalamanku sendiri, jadi kali ini aku mau cerita juga lah my own version of Private Life. Misalnya, tentang kehidupan sebagai otaku anime.

 

By the way, sering denger kan tentang Otaku?

 

Kalo kata mbah Wikipedia, Otaku adalah istilah yang biasa digunakan orang Jepang untuk mereka yang sangat menekuni suatu hobi atau hal spesifik. Otaku ga cuma berlaku buat anime dan manga, tapi fans fanatik seorang idol juga bisa disebut Otaku.

 

Bedanya sama Wibu, otaku cenderung cuma fokus ke satu hal yang dia tekuni, sedangkan wibu itu sangat terobsesi dengan hal-hal berbau Jepang sehingga merasa dirinya seolah hidup di Jepang. Kalo kamu kebetulan ketemu dengan orang yang sebentar-sebentar pake bahasa Jepang kalo di ajak ngomong, sangat gamblang membicarakan hobi dan obsesinya tentang segala hal berbau Jepang atau bahkan sampai bertingkah seolah lagi dalam adegan anime, fix dia itu wibu. Jadi sebenarnya otaku sama wibu itu beda jauh, walaupun obsesinya memang kebanyakan tentang Jepang.

 

Kadang sih Otaku Indonesia memang kebanyakan bertingkah seperti Wibu, tapi dasarnya otaku itu lebih “normal”. Padahal menurutku pribadi, jadi otaku bukan berarti harus kemana-mana bahas tentang hobi padahal orang lain belum tentu nyambung sama pembicaraan kita. Kalo hari-hari biasa, ya belum tentu juga ada yang tau aku seorang otaku. Soalnya ga heboh juga, lebih berupa privasi yang dinikmati dan ditekuni dari kecil.

 

Aku mulai suka Anime dan Manga dari masih SD. Dari Sailormoon, Wedding Peach, bahkan Cardcaptor Sakura pertama kali kutonton pas masih kelas 3 SD. Malahan lebih dulu kenal Sailormoon tuh ketimbang Doraemon, karena dulu kan lebih sering nonton di Indosiar. Kalau di Indosiar, anime ditayangkan dari jam 6 pagi sampai 11 siang jadi jarang ganti channel lain. Kadang-kadang aja liat RCTI atau SCTV, tapi untuk anime tertentu aja.

 

Naik ke kelas 4 SD, suatu kali salah satu karyawan Gramedia buka stand di depan sekolah. Dari situ pertama kalinya aku beli manga yang judulnya Ah! my Goddess volume 16 dan 17. Tapi ya waktu itu memang belum tahu istilah Otaku dan semacamnya, juga belum tahu kalo yang aku tonton itu masuk kategori anime Jepang.

 

Btw, Kayaknya juga sampai sekarang masih banyak yang ngira Doraemon itu cartoon kayak Spongebob kan? Soalnya ada lho, anak zonam yang begitu. 😋

Manga Pertama

 

Kelas 6 SD, aku kemudian sekelas sama teman kuturunan Chinese yang ternyata juga punya hobi yang sama. Dia sering download wallpaper anime di komputernya, koleksi manga dan DVD anime yang jumlahnya buanyaaakkk banget, bahkan belajar gambar manga dari kelas 4 SD. Katanya sih terinspirasi dari Kokonya yang juga jago banget gambar manga. Padahal ortunya termasuk strict soal pendidikan, tapi masih kenceng banget beli manga dan koleksi majalah Animonster (majalah Indonesia yang membahas tentang anime, Manga dan game).

 

Dulu, dvd asli anime harganya di kisaran Rp 70,000 – Rp 150,000 an. Belum seperti sekarang dimana banyak banget situs dan app yang memungkinkan untuk nonton atau download anime. Tapi karena kita sesama penggemar anime dan Manga, dia baik banget minjemin DVD HunterXHunter dan Fruit Basket biar aku ga ketinggalan obrolan. Satu teman kami yang lain pada akhirnya juga kena racun ke-otaku-an kami sampe rela banget ke Jakarta cuma buat hunting Nakayoshi versi Jepang asli (yang belum diterjemahin).

 

Pembahasan harian kami ya ga jauh dari soal anime dan Manga Jepang. Kalau orang kebanyakan request lagu Sheila on 7, Ada Band bahkan Kangen Band di radio, kita justru jadi pendengar setia siaran radio di Bandar Lampung yang khusus muterin lagu-lagu soundtrack anime Jepang kayak L ‘Arc en Ciel, Judy and Mary, TM Revolution (favorit aku banget), atau Ost epicnya Inuyasha yang “Every Heart” by BoA. Sumpah ya, jaman SMP tuh aku lebih hafal lagu Soundtracknya Rurouni Kenshin ketimbang The Samsons atau lagu-lagunya Ungu. 😂 Eh.. kalo ga salah, lulus SMP total aku punya sekitar 20 judul manga dari tankoubon sampe mangazine (semacam majalah komik yang isinya chapter-chapter manga bersambung, kayak Shonen!Jump).

Koleksi SMP

 

Di SMP kami aktivitas klub sebenarnya ga banyak, tapi klub yang kegiatannya paling dekat sama topik anime dan Manga ya klub buletin sekolah. Begitu pembukaan anggota baru, aku dan temen-temenku langsung menghadap ke guru pembina klub buat daftar masuk sebagai anggota. Kalo ga salah, temenku yang jago gambar itu dua kali diminta buat bikin design cover buletin dan ngisi kolom mini komik. Itu jadi pengalaman pertama aku colouring dan inking draft manga buatan dia. Walaupun akhirnya buletin yang terbit kualitasnya pas-pasan sehingga tampilan cover yang harusnya bagus malah jadi aneh, aku dan temenku udah cukup puas bisa ngerasain jadi mangaka yang karyanya di muat di majalah (dan aku yang jadi asistennya wkwkwk).

 

Lucunya, setelah itu sering diadakan lomba design seragam atau mini komik antar kelas setiap sesi classmeeting (kalau selesai ujian, pasti classmeeting alias kelasnya kosong ga ada pelajaran). Kami ga pernah ketinggalan ikut kalau ada lomba, walaupun jarang menang.

 

Setelah lulus SMP, aku harus ikut ortu pindah dari Bandar Lampung ke Tulang Bawang. Pada saat itu Naruto Shippuden lagi heboh-hebohnya dibicarakan. Tapi berhubung di Tulang Bawang hampir ga ada toko buku yang jual manga, ya sudah.. seringnya ngumpul bareng sama temen-temen cowok kalo mau ngebahas Naruto. Di sekolahku hampir ga bakal ketemu deh cewek-cewek ngumpul ngomongin anime, wong aku pernah cerita suka main playstation aja pada ngernyit aneh.

 

Waktu salah satu temen sekelasku bilang, “Eh, Gw ketemu lho toko di pasar yang jual komik bajakannya Naruto Shippuden“, aku bela-belain ikut dia buat nyari toko yang dimaksud. Walaupun cuma versi bajakan, alias fotokopian yang jelas kualitasnya ancur ga karu-karuan, tetep dibeli juga. Itu kan bagian dari perjuangan jadi otaku yak. Hahaha.. alhamdulillahnya, masuk kelas 11 koneksi internet kan mulai gampang diakses lewat henpon. Warnet juga mulai bertebaran satu demi satu. Jadi kalo mau liat chapter terbaru yang Keluar, aku nabung uang jajan buat main di warnet. Kadang kalo males surfing, aku cari aja spoiler dan sinopsisnya di Google.

Naruto

 

Lanjut ke bagian 2 yaa..

10 thoughts on “My Private Life : Jiwa Otaku dari Kecil”

    1. Ahahaha ini cerita yang panjang, tapi intinya aku emang suka baca manga sama anime dari kecil. 😋

    1. Haha klo yg pas nyari nakayoshi itu udh kelas 6 SD sih, terus kita jg perginya bareng ortunya temen aq. Ntar keculik lg anak SD betigaan di Jakarta ga ngerti jalan 😂😂

    1. Woee kleong -tos-
      drakor ini mahhh -ngakak-
      Sorry yaa aq anak baik kok crita kehidupan aq mah masih inosen ga ada yg aneh2 -gege-

    1. Masih kok, soalnya kadang2 kepingin nostalgia nonton anime lama. Terakhir nonton gundam seed sama angelic layer 😁

Leave a Comment

Scroll to Top